Kamis, 03 September 2015

SOP PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN



1.    Pendahuluan
Pemeriksaan kebuntingan ternak adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui bunting atau tidaknya hewan ternak setelah di Inseminasi Buatan atau kawin alam seawal mungkin, dengan kemampuan menentukan umur kebuntingan fetus. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara palpasi perektal. Pemeriksaan kebuntingan yang paling umum dilakukan adalah palpasi ovarium dan uterus. Kalau hasil pemeriksaan ragu-ragu perlu dilakukan recek, beberapa minggu kemudian.


2.    Tujuan
Tujuan palpasi rektal adalah mendeteksi adanya pembesaran uterus yang bunting, memeriksa adanya fetus, arteri uterina media serta kotiledon yang membesar. Plapasi ovarium ditujukan untuk mengetahui adanya corpus luteum (CL).
SOP Pemeriksaan Kebuntingan ini dibuat untuk memudahkan dalam hal pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kebuntingan ternak yang rutin dilakukan, selain itu SOP ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi petugas untuk melaksanakan kegiatan pemeriksaan kebuntingan ternak di lapangan.
Pemeriksaan kebuntingan dilakukan setelah 45 sd 60 hari setelah inseminasi buatan dengan memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut : Birahi berhenti, Abdomen membesar, Kelenjar susu berkembang, berat badan meningkat, Betina lebih tenang dan lamban, Odema dan relaksasi vulva (akhir kebuntingan) dan ada  gerak fetus.

2. Ruang Lingkup
2.1   Teknik palpasi perektal
2.2   Tanda-tanda tidak bunting
2.3   Tanda-tandan kebuntingan muda
2.4   Tanda-tanda kebuntingan tua
2.5   Pelaporan kegiatan Pemeriksaan Kebuntingan

3. Penanggung jawab
3.1  Kepala UPT Puskeswan dan Lab
4. Materials and Equipment
4.1 Glove plastik panjang
4.2 Form pelayanan
4.3 Sabun
 
5. Prosedur

5.1    Teknik Palpasi Perektal
Þ     Sapi diamankan dengan restrain di kandang jepit, menggunakan tali, atau cara pengamanan lain, untuk keamanan operator maupun sapinya  (Think safety first!).
Þ     Operator menggunakan sarung tangan plastik panjang, dilumasi secukupnya dengan menggunakan sabun mandi atau pelumas lainnya (kuku operator harus sudah dipepat pendek & dihaluskan).
Þ    Masukkan tangan yang sudah diberi pelumas dalam bentuk kerucut, digerakkan berputar ke kiri-kanan pada saat melewati lubang anus (sphinkter ani).
Þ     Pemasukkan tangan melewati sphinkter ani membutuhkan sedikit dorongan fisik ke arah depan.
Þ     Sampai di rektum tunggu sampai tidak ada kontraksi, rektum dalam keadaan relaksasi, dikeluarkan faeses yang ada secara pelan-pelan.
Þ     Bila ada kontraksi cukup kuat, sampai punggung sapi melengkung ke dorsal, upayakan untuk memijit tulang belakang hewan untuk mengurangi kontraksi rektum.
Þ     Palpasi dimulai dari serviks, kemudian ke depan ke kornu uteri kanan dan kiri.
Þ     Palpasi dilakukan mulai dari lantai ruang pelvis.
Þ     Langkah-langkah pemeriksaan per rektum:
Þ     Cari servik pada lantai ruang pelvis.
Þ     Telusuri uterus dan kornu uteri.

5.2    Tanda-tanda uterus tidakbunting
Þ     Pada betina tua besar terkadang perlu retraksi uterus ke ruang pelvis.
Þ     Kornu uteri kanan-kiri kosong, relatif simetris.
Þ     Lumen uterus teraba tanpa isi.
Þ     Dinding uterus tebal.
Þ     Kedua kornu bisa teraba seluruhnya dan melengkung ke bawah dan ke belakang.
Þ     Jangan keliru dengan uterus sapi pasca beranak yang belum involusi sepenuhnya.

5.3    Tanda-tanda Kebuntinganmuda
Þ     Asimetri kornu uteri kanan dan kiri.
Þ     Penipisan dinding uterus.
Þ     Akumulasi cairan dalam uterus (kantong amnion).
Þ     Bentuk kornu uteri menjadi menggembung (salah satu kornunya).
Þ     Teraba kotiledon > 5 minggu.
Þ     Rabaan fetus yang mengapung (ballotement) dalam kornu uteri yang menggembung > 3,5 bulan.
Þ     Rasakan penggelinciran selaput amnion.
Þ     Korpus luteum kebuntingan (gravidatum) à teraba sesisi (ipsilateral) kornu uteri yang bunting.
Þ     Kotiledon/karunkula muncul setelah kebuntingan lewat 75 hari.

5.4   Tanda-tanda kebuntingan tua
       Bunting 5 bulan
Þ    Uterus makin masuk ke depan, bawah, pada sapi besar (> 500 kg) tangan tidak sampai keseluruhan uterus, hanya punggung uterus saja.
Þ    Serviks tertarik, bentuk memipih.
Þ    Plasentoma semakin jelas teraba
Þ    Fremitus jelas teraba a. uterina media (kanan dan kiri)

      Bunting 6 bulan
Þ     Uterus membesar, punggung uterus mudah diraba.
Þ     Serviks tak lagi tertarik.
Þ     Plasentoma semakin jelas teraba
Þ     Fremitus jelas teraba a. uterina media (kanan dan kiri).

Bunting 7 bulan
Þ     Uterus membesar, punggung uterus mudah diraba, garis datar dengan serviks.
Þ     Punggung fetus mudah diraba.
Þ     Plasentoma semakin jelas teraba
Þ     Fremitus jelas teraba a. uterina media (kanan dan kiri).

Bunting 8 bulan
Þ     Fetus sudah mendekat dan kaki serta moncong mengarah ke ruang pelvis.
Þ     Fremitus jelas teraba a. uterina media (kanan dan kiri).
Þ     Plasentoma/kotiledon teraba jelas.

Bunting 9 bulan
Þ     Fetus sudah masuk ruang pelvis, kepala dan kaki depannya tepat di depan serviks.
Þ     Plasentoma jelas teraba (diameter 5 cm)
Þ     Fremitus jelas teraba a. uterina media (kanan dan kiri).

5.5   Pelaporan kegiatan IB
- Petugas mencatat pelayan Pemeriksaan Kebuntingan yang dilakukan
- Petugas menyerahkan laporan kepada petugas administrasi untuk di ketik dan di arsipkan

6. Pelaporan
6.1   Laporan Pemeriksaan Kebuntingan Ternak

7. Referensi








Tidak ada komentar:

Posting Komentar